Langsung ke konten utama

Definisi, Hakikat, dan Urgensi Psikologi Pendidikan

 

PENDAHULUAN

    Psikologi pendidikan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh guru. Seorang guru harusnya dapat menguasai disiplin ilmu ini, yaitu psikologi dan pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan hal yang harus dipenuhi oleh seorang guru karena guru berperan sebagai pembimbing, pendidik, dan pelatih bagi siswanya sehingga hal ini yang dapat mendorong seorang guru untuk bisa memahami tentang berbagai aspek perilaku pada diri siswa-siswanya. Hal ini juga didasarkan pada pencapaian efektivitas proses pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan alat bagi guru untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa, membantu mencapai tujuan pembelajaran, dan sebagai pengontrol untuk dirinya sendiri. Pendidik yang identik dengan kata guru dituntut untuk menjadi role model bagi murid didiknya, maka dengan demikian seorang pendidik atau guru hendaknya memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh.

    Psikologi mengambil peran penting, khususnya bagi seorang pendidik yang baik harus mampu menjadi motivator untuk meningkatkan perilaku belajar aktif siswa. Dan pada saat yang sama, seorang guru harus mampu mengarahkan dan membantu kearah tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karenaya, seseorang guru seharusnya mengkaji dan menganalisis setiap kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan bimbingan bagi peserta didik dalam menjalankan proses pendidikan. Melalui psikologi, seorang guru dapat memulai tahap awal dari proses pendidikan yang mencangkup ruang lingkup intelektual dan emosional para siswanya. Dengan memahami urgensi dari Psikologi dalam pendidikan, seorang pendidik tidak hanya dapat bekerja sebagai pendidik, tetapi juga memungkinkan pendidik untuk dapat mendidik siswanya mengatasi permasalahan pembelajaran yang muncul dalam Psikologi.

PEMBAHASAN

a. Pengertian Psikologi Pendidikan
    Istilah psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang terdiri dua suku kata, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Maka secara harfiah, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang jiwa. Jiwa dalam artian tersebut merupakan sebuah objek kajian yang abstrak sehingga sulit untuk dideskripsikan secara objektif dan tidak dapat diamati serta diukur secara ilmiah. Para ilmuan psikologi kemudian berupaya untuk meredefinisi psikologi sebagai sebagai ilmu jiwa menjadi sebuah definisi yang lebih saintifik, lebih objektif dan ilmiah. Psikologi kemudian tidak lagi diartikan sebagai ilmu tentang jiwa, melainkan ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dan proses mental yang melatarbelakanginya. Pada umumnya psikologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki beberapa tujuan yang dapat dikelompokkan menjadi 4; yaitu mendeskripsikan beragam cara perilaku individu, menjelaskan sebab-sebab dari perilaku tersebut, memprediksikan bagaimana seorang individu akan berperilaku dalam suatu situasi tertentu, dan mengontrol perilaku-perilaku yang tidak diinginkan.
    Sedangkan pendidikan berasal dari kata dasar "didik" dalam bahasa Indonesia juga hasil dari transletasi peng-Indonesia-an dari bahasa Yunani yaitu “Peadagogie”. Etimologi kata Peadagogie adalah “pais” yang artinya “anak” dan “again” yang terjemahannya adalah “bimbing”. Jadi terjemahan kata peadagogie berarti “bimbingan yang diberikan kepada anak”. Menurut termonologi yang lebih luas, maka pendidikan dapat diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tujuan hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Maka definisi gabungan dari dua kata tersebut, dapat didefinisikan bahwa psikologi Pendidikan merupakan studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan manusia.

b. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
    Beberapa ahli psikologi mengelompokkan objek kajian psikologi pendidikan ke dalam tiga bagian besar, yaitu sebagaimana berikut:
  1. Bahasan mengenai belajar, yang mencakup teori-teori, ciri khas perilaku belajar untuk peserta didik, dan prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. 
  2. Bahasan mengenai proses belajar, yang merujuk pada tahapan peristiwa dan perbuatan yang terjadi di dalam proses belajar-mengajar dengan peserta didik.
  3. Bahasan mengenai situasi belajar, yaitu suasana dan kondisi lingkungan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik, berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar peserta didik.
    Penjabaran proses belajar-mengajar beserta bagian-bagiannya tersebut secara tersirat menggambarkan bagaimana guru sebagai pendidik memainkan peran yang sangat besar dalam penerapan psikologi dalam dunia pendidikan.
 
c. Tujuan dan Manfaat Psikologi Pendidikan
    Psikologi pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mengupayakan tercapainya tujuan pendidikan tanpa mengabaikan perkembangan peserta didik sebagai individu. Penerapan psikologi pendidikan diharapkan akan
mampu menghasilkan output pendidikan yang tidak hanya unggul dari segi kognitif, namun juga afektif dan psikomotorik. Adapun tujuan dari psikologi pendidikan adalah sebagai berikut:
  1. Mendeskripsikan gejala-gejala peserta didik sebagai manifestasi interaksi potensi peserta didik dengan alam lingkungannya.
  2. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku learning disabilities.
  3. Memprediksikan perilaku individu dalam menghadapi situasi terkait kegiatan belajar dan dalam proses pembelajaran.
  4. Melakukan kontrol atau upaya mengatasi keterbelakangan dengan perlakuan atau treatment tertentu.
   Kehadiran psikologi dalam dunia pendidikan memberikan manfaat yang secara praktis seperti halnya yaitu menjadi acuan dalam merumuskan program pembelajaran secara tepat, menjadi dasar dalam memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai, menjadi acuan dalam memberikan bimbingan atau konseling, menjadi dasar dalam memfasilitasi dan memotivasi belajar siswa, membantu menciptakan iklim belajar yang kondusif, memberikan acuan cara berinteraksi yang tepat dengan siswanya, dan menjadi pedoman dalam menilai hasil pembelajaran yang adil.
 
d. Hakikat Psikologi Pendidikan
   Psikologi pendidikan adalah suatu kegiatan proses pembelajaran dengan memperhatikan komponen kejiwaan siswa, tingkah laku siswa, dan peserta didik. Psikologi pada pendidikan sangat berguna dikarenakan cara mengajar guru di daerah dan di kota tidak sama dipengaruhi faktor faktor pendukung seperti fasilitas, tingkat ekonomi. Psikologi pendidikan bertujuan untuk perbaikan dalam dunia pendidikan terutama proses pembelajaran pada dunia pendidikan dalam menerapkan kurikulum, proses belajar mengajar, layanan konseling dan evaluasi untuk mendapatkan kualitas peserta didik yang lebih baik. Psikologi pendidikan diperlukan dalam proses pembelajaran untuk membawa perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran. Tingkah laku yang mengalami perubahan yakni perubahan perilaku karena adanya proses belajar, dari tidak tau menjadi tau, dari tidak bernorma menjadi bernorma.

e. Urgensi Psikologi Pendidikan 
   Pemahaman guru terhadap psikologi pendidikan dapat memungkinkan untuk berinteraksi dengan bijak, empati, dan lebih perhatian serta lebih menarik dihadapan siswa. Oleh sebab itu psikologi pendidikan ini adalah tuntutan wajib untuk guru supaya memahami dan mengusai nya di dalam dunia pendidikan. Jika seorang guru mempunyai keahlian mendidik dan berkualitas dalam mengajar maka guru akan memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan kompetensi belajar ataupun prestasi siswa di sekolah. Pengetahuan psikologi banyak di butuhkan terutama di bidang pendidikan karena pada nantinya akan dihadapkan dengan berbagai macam karakteristik siswa dari perilaku, sikap, kepribadian, presepsi, minat, perhatian, kecerdasan, kemampuan berfikir, fantasi, serta aspek-aspek psikologi lainnya yang beragam dari siswa ke siswa. Maka dari itu, sifat heterogenitas suatu kelas perlu menjadi perhatian utama bagi guru. Selain pembelajaran yang bersifat personalisasi, guru juga perlu melaksakan pembelajaran yang bersifat kelompok jika karakteristik psikologi peserta didiknya di suatu kelas dianggap relatif sama. 
    Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi seorang guru sangatlah penting karena merupakan dasar untuk profesi mengajar. Guru sebagai pengajar dan pendidik yang mempunyai ilmu tentang psikologi pendidikan akan mampu mengembangkan serta menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam membelajarkan dan mendidik peserta didik di kelas. Guru harus selalu kreatif dalam membelajarkan peserta didik dikelas yaitu dengan menerapkan tentang psikologi pendidikan secara optimal dan maksimal.

PENUTUP

    Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemajuan dan keberlangsungan suatu bangsa. Pendidikan yang dilaksanakan dengan tepat akan mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pendidikan yang tepat sejatinya haruslah mengacu pada kondisi dan kebutuhan peserta didik, alih-alih berfokus pada keinginan pendidik atau pengelola pendidikan. Kehadiran psikologi dalam pendidikan akan sangat membantu dalam mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing peserta didik. Sehingga dengan kehadiran dan penerapan psikologi pendidikan yang tepat, pendidikan mampu mengembangkan generasi-generasi muda penerus bangsa yang unggul dalam bidang akademik dan memiliki karakter terpuji yang nantinya akan menjadi pemimpin-pemimpin yang mampu mengantarkan negerinya menjadi negara yang memiliki daya saing tinggi dalam setiap perkembangan zaman.

SUMBER REFERENSI

    Aziz, Apud A., et al. Psikologi Pendidikan. Edited by Suwandi, Suwandi, Eureka Media Aksara, 2024.
   Ekaningtyas, N. L. D. (2022). Psikologi Dalam Dunia Pendidikan. Padma Sari: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(01), 29-38.
   Haryadi, R., & Cludia, C. (2021). Pentingnya psikologi pendidikan bagi guru. Academy of Education Journal, 12(2), 275-284.
    Ismi, S. F., Ramadhanti, Z. N., & Setiabudi, D. I. (2021). Peran Psikologi Pendidik Dalam Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan (JURDIKBUD), 1(2), 15-20.
    Putra, R., Trifiriani, M., & Yani, Y. I. (2021). Urgensi psikologi dalam pendidikan. IJIP: Indonesian Journal of Islamic Psychology, 3(1), 59-70.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

PENDAHULUAN Belajar merupakan sebuah proses alami yang terjadi sepanjang hayat manusia. Sejak bayi, kita telah belajar melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Proses belajar ini tidak hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi terjadi di mana saja dan kapan saja. Namun, untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana proses belajar terjadi, perlu adanya kajian yang sistematis mengenai hakikat belajar dan hakikat pembelajaran. Hakikat belajar mencakup pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang apa itu belajar, bagaimana proses belajar terjadi, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses belajar. Sementara itu, hakikat pembelajaran berkaitan dengan upaya yang dilakukan untuk memfasilitasi terjadinya proses belajar. Pembelajaran melibatkan berbagai komponen, seperti guru, siswa, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan lingkungan belajar. Dalam konteks pembelajaran, komunikasi memainkan peran yang sangat sentral. Komunikasi tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga m...

Pertumbuhan dan Perkembangan

  PENDAHULUAN Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses belajar dan perilaku individu dalam konteks pendidikan. Salah satu fokus utama dalam psikologi pendidikan adalah memahami pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Pertumbuhan mengacu pada perubahan fisik yang terjadi pada individu, seperti peningkatan tinggi badan, berat badan, dan kematangan organ. Sementara perkembangan mengacu pada perubahan psikologis, kognitif, dan sosial yang terjadi seiring bertambahnya usia. Setiap peserta didik memiliki laju pertumbuhan dan perkembangan yang unik. Pemahaman terhadap perbedaan individual ini sangat penting bagi pendidik untuk memberikan pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sangat mempengaruhi cara mereka belajar. Misalnya, anak usia dini lebih mudah belajar melalui permainan, sedangkan remaja lebih tertarik pada topik yang relevan dengan kehidupan mereka. Memahami ...