PENDAHULUAN
Teori kognitif berupaya untuk memahami secara mendalam proses berpikir yang terjadi di dalam diri seseorang ketika mereka menerima suatu informasi atau pesan persuasif. Teori ini ingin mengetahui bagaimana pikiran dan proses kognitif seperti persepsi, ingatan, dan pemecahan masalah mempengaruhi seseorang dalam membentuk sikap baru atau mengubah sikap yang sudah ada. Dengan kata lain, teori kognitif menyelidiki bagaimana pikiran kita memproses informasi dan bagaimana proses ini berdampak pada keyakinan dan perilaku kita.
Teori kognitif berfokus pada proses mental internal yang memengaruhi perilaku manusia. Proses-proses ini mencakup kegiatan sadar seperti berpikir, memahami, dan juga konsep-konsep mental seperti sikap dan harapan. Dengan kata lain, teori ini menekankan bahwa apa yang kita pikirkan dan yakini akan sangat mempengaruhi bagaimana kita bertindak. Teori kognitif juga tertarik pada faktor-faktor yang tidak terlihat atau tersembunyi yang mendorong seseorang melakukan sesuatu, seperti motivasi dan emosi yang mendasari perilaku.
PEMBAHASAN
Teori kognitif memandang perilaku manusia sebagai suatu sistem yang terorganisir dengan baik. Setiap individu secara aktif mengolah pengalaman-pengalaman hidupnya. Proses ini melibatkan kegiatan mental seperti berpikir dan memahami, yang kemudian disusun secara sistematis dalam pikiran. Susunan pikiran inilah yang menjadi landasan bagi seseorang untuk merespon berbagai situasi dan stimulus yang dihadapinya. Dengan kata lain, teori kognitif menekankan bahwa perilaku manusia bukanlah sekadar reaksi spontan terhadap rangsangan dari luar. Sebaliknya, perilaku kita dipengaruhi oleh cara kita mengorganisasikan informasi dan pengalaman di dalam pikiran. Struktur kognitif yang unik pada setiap individu akan menentukan bagaimana mereka menginterpretasikan dunia dan mengambil keputusan.
Setiap individu berinteraksi dengan dunia di sekitarnya melalui berbagai rangsangan atau stimulus. Ketika seseorang menerima stimulus ini, otaknya akan segera bekerja untuk memproses informasi tersebut. Proses pengolahan informasi inilah yang disebut kognisi. Kognisi melibatkan berbagai aktivitas mental seperti persepsi, perhatian, ingatan, dan pemikiran. Dengan kata lain, ketika kita melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu, otak kita akan berusaha memahami dan memberikan makna terhadap stimulus tersebut.
Hasil dari proses kognisi inilah yang kemudian memunculkan respons atau jawaban kita terhadap stimulus. Sederhananya, apa yang kita pikirkan dan pahami tentang suatu hal akan menentukan bagaimana kita bereaksi. Misalnya, jika kita melihat seekor anjing menggonggong, otak kita akan memproses informasi tersebut berdasarkan pengalaman dan pengetahuan kita tentang anjing. Jika kita memiliki pengalaman positif dengan anjing, kita mungkin akan merasa senang dan menyapa anjing tersebut. Namun, jika kita pernah digigit anjing, kita mungkin akan merasa takut dan berusaha menjauh.
PENUTUP
Teori belajar kognitif menempatkan proses belajar sebagai hal yang utama, bahkan lebih penting daripada hasil akhir yang diperoleh. Berbeda dengan teori-teori sebelumnya seperti behaviorisme yang lebih fokus pada hubungan stimulus-respons, teori kognitif menekankan pada pemahaman mendalam atau insight yang dimiliki individu. Dengan kata lain, teori ini lebih memperhatikan bagaimana seseorang berpikir, mengolah informasi, dan menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya. Para ahli kognitif meyakini bahwa belajar bukan sekadar respons otomatis terhadap rangsangan dari lingkungan. Sebaliknya, belajar merupakan proses aktif di mana individu membangun pengetahuan baru dengan menghubungkannya dengan pemahaman yang sudah dimiliki sebelumnya. Oleh karena itu, dalam teori kognitif, proses berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas sangatlah dihargai.
SUMBER REFERENSI
Wisman, Y. (2020). Teori Belajar Kognitif Dan Implementasi Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 11(1), 209-215.
Komentar
Posting Komentar